Saat matahari terbit dan memulai pagi yang baru, banyak di antara kita merasa beban dan tantangan hari sebelumnya masih menyelimuti pikiran kita. Ada yang merasa letih, takut, dan putus asa. Tapi, apakah kita pernah berpikir bahwa setiap terbitnya matahari adalah tanda kasih Tuhan yang tak pernah berakhir bagi kita? 
"Karena kasih setia Tuhan tidak berkesudahan, baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!" (Ratapan 3:22-23). Ayat ini mengingatkan kita bahwa Tuhan senantiasa memberikan kesempatan baru bagi kita setiap hari. Kasih dan belas kasih-Nya tidak pernah berakhir dan selalu baru setiap pagi. Kita hanya perlu membuka mata hati kita dan membiarkan cahaya kasih-Nya menerangi hari kita.
Bagaimana kita bisa merespons kasih setia Tuhan yang baru setiap pagi itu? Pertama, dengan rasa syukur. Syukur bukan hanya ekspresi pujian saat kita menerima berkat, tetapi juga sikap hati yang memandang segala sesuatu dalam hidup ini sebagai anugerah. Kedua, dengan harapan. Harapan adalah keyakinan bahwa apa pun yang kita hadapi, baik suka maupun duka, ada dalam rencana Tuhan yang baik bagi kita.
Namun tentu saja, ini tidak mudah. Ada kalanya kita merasa lemah dan tak berdaya. Di sinilah kekuatan Tuhan berperan. Kita diajak untuk bertumpu pada kekuatan Tuhan, bukan pada kekuatan kita sendiri. Seperti dikatakan dalam 2 Korintus 12:10, "...sebab jika aku lemah, maka aku kuat."
Mari kita mulai hari ini dengan rasa syukur, penuh harapan, dan percaya pada kekuatan Tuhan. Jangan biarkan kegelapan malam yang lalu menghalangi kita untuk menyambut cahaya pagi yang baru. 
Tuhan Yesus, kami berterima kasih atas hari baru ini. Bantu kami untuk selalu bersyukur, penuh harapan, dan mengandalkan kekuatan-Mu dalam setiap tantangan yang kami hadapi. Amin.
Dipublikasikan pada: 12 Oktober 2025
Tulisan "Renungan Pagi 12 Oktober 2025" oleh Ekatolik.com berlisensi di bawah CC BY 4.0 . Harap menyertakan atribusi apabila mengutip tulisan dan/atau mengambil gambar dari situs ini.
